PHISING: STUDI KASUS PERILAKU CYBER-DELINQUENCY PADA KALANGAN REMAJA DI KABUPATEN BATANG

Abstract

Akses internet yang semakin mudah membuka peluang yang luas bagi remaja untuk berinteraksi dan memperoleh informasi. Kejahatan siber melalui phising menjadi ancaman serius bagi keamanan data pribadi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perilaku cyber-deliquency phising pada kalangan remaja di Kabupaten Batang. Melalui metode kualitatif studi kasus dengan mendiskripsikan perilaku phising dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan dokumentasi dengan informan yaitu Rakun, Marmut, Hamster, Tupai, Rubah, Berang-berang.  Pengolahan dan analisis data menggunakan model interaktif Miles, Huberman, dan Saldana, yang terdiri dari pengumpulan data, kondensasi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan perilaku Phising sebagai bentuk cyber-delinquency pada kalangan remaja melalui tiga aktivitas yaitu membuat link jebakan dengan media sosial, mulai dari Tiktok, Youtube, Facebook, hingga WhatsApp. Menyebarkan link jebakan melaui iming-iming game gratis, video porno, dan barang-barang gratis. Aktivitas pengambil alihan akun dangan menjual data-data korban dan memainkan akunnya. Alat dan media yang digunakan yaitu HP, laptop, komputer. Sedangkan motivasi dalam aktivitas Phising sesuai dengan Teori Herzberg bahwa motivasi aktivitas dipengaruhi oleh fakor ektrinsik dan instrinsik. prilaku cyber-deliquency merupakan hasil dari proses pemodelan, penguatan dan asosiasi diferensial sesuai Teori Belajar Sosial Albert Bandura. Sedangkan kebutuhan yang mendasari pada pada level Self-Actualization Needs, pada level ini remaja memenuhi potensi dan mencapai tujuan pribadinya. Implikasi dari penelitian  menekankan pentingnya edukasi bagi masyarakat tentang pencurian data melalui metode phising yang sering terjadi di sosial media dan para pelakunya yaitu remaja. Penelitian ini menyarankan kepada pemerintah untuk menyebarluaskan edukasi tentang phising, khususnya remaja agar tidak terdoktrin oleh perilaku phising.