RIKABLE: PEMANFAATAN LIMBAH BIJI DURIAN DAN KULIT KACANG TANAH SEBAGAI BIODEGRADABLE FOAM UNTUK PENCEGAHAN PENCEMARAN TANAH

Abstract

Styrofoam merupakan polistiren yang banyak digunakan sebagai wadah makanan karena kemudahan
penggunaannya. Namun, terdapat beberapa bahaya terkandung di dalam styrofoam, baik bagi kesehatan
maupun lingkungan. Styrofoam terdiri dari 90–95 % polistirena yang menghasilkan gas berbahaya
seperti styrene, poli aromatik hidrokarbon, hidroklorofluorokarbon (HCFC), polystyrene, dan gas CFC
(freon) yang dapat merusak lapisan ozon. Styrene merupakan senyawa kimia yang dapat menyebabkan
kanker bila terkandung lebih dari 5000 ppm di dalam tubuh. Styrofoam tidak dapat terurai sempurna
namun berubah menjadi mikroplastik yang dapat mencemari lingkungan. Banyak upaya yang telah
dilakukan untuk mengatasi limbah styrofoam, salah satunya dengan biodegradable foam. Pada
penelitian ini, penulis membuat biodegradable foam dari pati biji durian dan serat kacang tanah. Metode
penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan eksperimen. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
daya serap air, biodegradasi produk, dan analisis kimia produk. Pengujian yang dilakukan meliputi uji
daya serap air, uji biodegradasi, dan uji gugus fungsi (FTIR). Tahap Pembuatan produk meliputi
ekstraksi pati dan serat, pembuatan adonan, serta pembakaran. Hasil penelitian menunjukkan
biodegradable foam dari pati biji durian dan serat kacang tanah memiliki kemampuan menyerap air
yang cukup tinggi, yaitu 21 %. Hasil pengujian biodegradasi menunjukkan nilai biodegradable foam
dapat terdegradasi selama 14 hari. Hasil pengujian gugus fungsi (FTIR) menunjukkan kurva naik yang
mengindikasikan produk dengan frekuensi radiasi molekul tipis. Bahan yang digunakan pada penelitian
ini memiliki variasi komposisi pati biji durian rasio 4 : 9 gram. Dari hasil penelitian di atas, dapat
disimpulkan bahwa pati biji durian dan serat kacang tanah dapat digunakan sebagai alternatif pengganti
styrofoam.